Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan uji molisch yaitu, sampel fruktosa, sampel ceres, sampel pepton, sampel segar dingin dan sampel susu UHT. Pereaksinya adalah larutan molisch dan H2SO4. Alat yang digunakan adalah rak tabung, tabung reaksi, dan pipet tetes.
Cara pengerjaan dimulai dari, sebanyak 1 ml sampel ditambahkan 3 tetes larutan molisch kemudian dihomogenkan. Setelah itu ditambahkan 2 ml H2SO4 kemudian diamati perubahan warna dan cincin yang terbentuk pada permukaan larutan. Bila dalam larutan tersebut terbentuk cincin ungu maka sampel positif mengandung karbohidrat.
Hasil yang di dapat dari percobaan diatas yaitu :
Nama Sampel
|
Hasil
|
Keterangan
|
Larutan
fruktosa
|
+
|
Mengandung
karbohidrat
|
Ceres
|
+
|
Mengandung
karbohidrat
|
Pepton
|
-
|
Tidak terdapat karbohidrat
|
Segar dingin
|
+
|
Mengandung karbohidrat
|
Susu UHT
|
+
|
Mengandung karbohidrat
|
Uji molisch adalah uji kimia kualitatid untuk mengetahui adanya karbohidrat. Uji molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molisch, seorang ahli botani dari Australia. Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural yang berwarna ungu. Reaksi positif ditandai dengan munculnya cincin ungu di permukaan antara lapisan asam dan lapisan sampel. (Monruw, 2010).
Uji molisch menggunakan larutan atau reagen mlisch dimana komposisi reagen tersebut yaitu alfanaftol yang terlarut dalam etanol. (Monruw, 2010).
Cara membuar pereaksi molisch adalah sebagai berikut, larutkan alfanaftol 0,5 g ke dalam etanol 95% 20 ml, aduk hingga larut dan masukan dalam botol tetes atau dapat juga dengan mencampurkan alfanaftol dengan alkohol atau kloroform, kocok hingga homogen kemudian didiamkan beberapa menit dan saring. (Syafri, 2013).
Prinsip kerja dari uji ini adalah berdasarkan penambahan asam sulfat pekat pada karbohidrat sehingga karbohidrat akan mengalami hidrolisis menjadi senyawa hidroksi metil fulfural dengan penambahan alfanaftol akan terbentuk cincin ungu.
Reaksi percobaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
H2SO4 pekat (dapat diganti dengan asam kuat lainnya) berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagen molisch, alfanaftol membentuk cincin yang berwarna ungu. (Monruw, 2010).
Dalam larutan encer, walaupun dipanaskan, monosakarida umumnya stabil. Tetapi bila di panaskan dengan asam kuat yang pekat monosakarida mengahasilkan furfural atau derivatnya. Reaksi pembentukan furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa (Poedjiadi, 2007).
DAFTAR PUSTAKA
Pedjiadi, Anna. (2007). Dasar-dasar
Biokimia. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Monruw. (2010). Uji
Molisch. www.wordpress.com. Diakses : 13/03/2013.
Syafri, Mariska. (2013). Komposisi
dan Cara Pembuatan Pereaksi. www.mariskasyafri.blogspot.com. Diakses:
13/03/2013.