雨 が 降る

haik, konichiwa, ohayou, konbanwa....hajimemashite , atashi ame-chan desu (mayang), yoroshiku onegaishimsu....

Selasa, 30 Juli 2013

Uji Molisch

Untuk mengetahui adanya karbohidrat dalam suatu bahan pangan dapat menggunakan uji molisch, uji iod, uji barfoed, uji benedict, uji fehling, uji seliwanof, uji bial dan lain-lain. Dalam blog ini akan di bahas satu cara saja yakni uji molisch. Uji molisch merupakan uji kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat dalam bahan pangan.

Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan uji molisch yaitu, sampel fruktosa, sampel ceres, sampel pepton, sampel segar dingin dan sampel susu UHT. Pereaksinya adalah larutan molisch dan H2SO4. Alat yang digunakan adalah rak tabung, tabung reaksi, dan pipet tetes. 

Cara pengerjaan dimulai dari, sebanyak 1 ml sampel ditambahkan 3 tetes larutan molisch kemudian dihomogenkan. Setelah itu ditambahkan 2 ml H2SOkemudian diamati perubahan warna dan cincin yang terbentuk pada permukaan larutan. Bila dalam larutan tersebut terbentuk cincin ungu maka sampel positif mengandung karbohidrat. 
Hasil yang di dapat dari percobaan diatas yaitu :

Nama Sampel
Hasil
Keterangan
Larutan fruktosa
+
Mengandung karbohidrat
Ceres
+
Mengandung karbohidrat
Pepton
-
Tidak terdapat karbohidrat
Segar dingin
+
Mengandung karbohidrat
Susu UHT
+
Mengandung karbohidrat
  (Sumber : Laboratorium Biokimia Pangan 2013)

Uji molisch adalah uji kimia kualitatid untuk mengetahui adanya karbohidrat. Uji molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molisch, seorang ahli botani dari Australia. Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural yang berwarna ungu. Reaksi positif ditandai dengan munculnya cincin ungu di permukaan antara lapisan asam dan lapisan sampel. (Monruw, 2010).

Uji molisch menggunakan larutan atau reagen mlisch dimana komposisi reagen tersebut yaitu alfanaftol yang terlarut dalam etanol. (Monruw, 2010).  

Cara membuar pereaksi molisch adalah sebagai berikut, larutkan alfanaftol 0,5 g ke dalam etanol 95% 20 ml, aduk hingga larut dan masukan dalam botol tetes atau dapat juga dengan mencampurkan alfanaftol dengan alkohol atau kloroform, kocok hingga homogen kemudian didiamkan beberapa menit dan saring. (Syafri, 2013).

Prinsip kerja dari uji ini adalah berdasarkan penambahan asam sulfat pekat pada karbohidrat sehingga karbohidrat akan mengalami hidrolisis menjadi senyawa hidroksi metil fulfural dengan penambahan alfanaftol akan terbentuk cincin ungu.
Reaksi percobaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

H2SO4 pekat (dapat diganti dengan asam kuat lainnya) berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagen molisch, alfanaftol membentuk cincin yang berwarna ungu. (Monruw, 2010). 

Dalam larutan encer, walaupun dipanaskan, monosakarida umumnya stabil. Tetapi bila di panaskan dengan asam kuat yang pekat monosakarida mengahasilkan furfural atau derivatnya. Reaksi pembentukan furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa (Poedjiadi, 2007).
  

 


DAFTAR PUSTAKA
Pedjiadi, Anna. (2007). Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Monruw. (2010). Uji Molisch. www.wordpress.com. Diakses : 13/03/2013.
Syafri, Mariska. (2013). Komposisi dan Cara Pembuatan Pereaksi. www.mariskasyafri.blogspot.com. Diakses: 13/03/2013.



ps: Semoga ilmu diatas dapat bermanfaat, apabila ada kesalahan baik dalam pengetikan, tulisan, bahasa maupun istilah mohon dimaklumi karena saya juga masih belajar, dan satu lagi bgi viewer kalo ada teori yang salah mohon untuk di revisi, sebelumnya arigatou gozaimasu. silakan datan lagi dan berkunjung ke blog mayou-chan~ m(_ _)m #bow

atashi no utau


MusicPlaylistRingtones
Create a playlist at MixPod.com