I PENDAHULUAN
Bab ini
menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan.
1.1. Latar Belakang Percobaan
Reaksi
kimia merupakan perubahan yang terjadi pada suatu campuran antara dua zat atau
lebih pereaksi dan menghasilkan suatu produk reaksi. Reaksi kimia selalu
melibatkan terbentuk dan terputusnya suatu ikatan kimia. Reaksi kimia adalah
perubahan yang melibatkan perubahan sifat dengan membentuk zat baru, biasanya
melibatkan perubahan sifat fisik seperti, perubahan suhu, perubahan warna, bau,
terbentuknya endapan, dan timbulnya gelembung gas.
Reaksi
kimia juga sangat erat hubungannya dengan persamaan reaksi. Persmaan reaksi
merupakan bahasa ilmu kimia. Persamaan reaksi menjelaskan secara kualitatif peristiwa yang terjadi jika dua pereaksi
atau lebih bergabung dan secara kuantitatif
menyatakan jumlah zat yang bereaksi serta jumlah produk reaksi. Menuliskan
persamaan reaksi harus diketahui dengan benar rumus pereaksidan rumus produk
reaksinya.
Jika
suatu percobaan telah dilakukan, persamaan reaksi dapat berarti memperlihatkan
apa yang terjadi dalam reaksi tersebut. Pada persamaan ini reaktan diketahui
sebab ahli kimia telah mengetahui senyawa kimia yang digunakan dan diteliti
(misalnya dengan reaksi kimia) sebelum persamaan reaksi yang benar dapat
ditulis.
1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan
dari percobaan reaksi kimia ini untuk mengetahui dan mempelajari jenis dan
sifat (sifat fisika dan kimia) dari zat yang direaksikan, serta untuk mencari
rumus senyawa dan koefisien reaksi dari senyawa dengan cara mereaksikan dua
buah zat atau lebih yang dibuktikan dengan adanya perubahan warna, bau, suhu,
timbulnya gas dan endapan.
1.3. Prinsip Percobaan
Prinsip
percobaan ini adalah berdasarkan penggabungan molekul terbagi menjadi dua
molekul atau lebih. Molekul yang kecil atau atom-atom dalam molekul. Reaksi
kimia selalu melibatkan terbentuk dan terputusnya ikatan kimia. Berdasarkan hukum
kekekalan massa yang dikemukakan oleh Lavoisier yaitu ‘Massa zat sebelum dan
sesudah reaksi adalah sama’ dan berdasarkan hukum perbandingan tetap (Hukum
Proust) yaitu ‘Dalam setiap persenyawaan perbandingan massa unsur-unsur selalu
tetap’. Berdasarkan Bronsted Lowry yaitu ‘Asam adalah setia zat sembarang yang
menyumbang proton dan basa sebagai setia zat sembarang yang menerima proton’.
II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan mengenai: (1) Pengertian reaksi kimia dan (2) Macam-macam reaksi kimia.
2.1.
Pengertian Reaksi Kimia
Reaksi kimia adalah perubahan yang terjadi pada suatu campuran atau reaksi
anatara dua zat atau lebih yang menghasilkan produk reaksi. Reaksi kimia juga
dapat didefinisikan sebagai interaksi anatara dua zat atau lebih yang
melibatkan terbentuknya atau terputusnya ikatan kimia.
Menuliskan suatu persamaan reaksi, kita harus mampu
menulis rumus bangun reaksi (senyawa kimia yang ditulis di sebelah kanan tanda
panah) dan hasil reaksi (senyawa kimia yang ditulis di sebelah kanan tanda
panah). Salah satu pentingnya persamaan
reaksi dalam merencanakan percobaan adalah persamaan reaksi memungkinkan kita
menetapkan hubungan kuantitatif yang terjadi di antara reaktan dan hasil
reaksi.
2.2. Macam-macam
Reaksi Kimia
Reaksi
kimia dapat digolongkang menjadi 4 macam:
2.2.1. Reaksi sintesis yaitu reasi pembentukan
senyawa dari unsur-unsurnya. Reaksi kimia yang termasuk dalam reaksi sintesis
yaitu:
1.
Reaksi Penggabungan
Reaksi
penggabungan merupakan reaksi keitka zat pertama dan kedua bergabung untuk
membentuk zat ketiga. Misalnya, reaksi yang terjadi antara logam natrium dengan
gas klor dan membentuk natrium klorida. Proses tersebut menghasilkan persamaan
reaksi sebagai berikut :
2Na + Cl2 à 2NaCl
2.
Reaksi penguraian
Reaksi
penguraian adalah reaksi bila senyawa tunggal bereaksi membentuk dua atau lebih
zat. Reaksi ini membutuhkan kenaikan suhu agar senyawa dapat terurai.
Contohnya:
2.2.2. Reaksi metatesis yaitu reaksi pertukaran
antar senyawa. Contohnya adalah reaksi yang terjadi apabila larutan natrium
klorida dan perak nitrat dicampur. Ketika larutan yang satu ditambahkan pada
larutan yang lain, suatu endapan putih dari perak klorida terbentuk. Bila
larutan natrium klorida mengandung 1 mol NaCl dan larutan perak nitrat
mengandung 1 mol AgNO3, maka 1 mol AgCl akan terbentuk
dan larutan akan mengandung 1 mol NaNO3 yang terlarut. Persamaan
reaksi kimia untuk perubahan yang terjadi adalah :
Reaksi semacam ini, di mana terjadi pertukaran
tempat dari anion dan kation dinamakan metatesis atau pergantian rangkap, (Cl-
menggantikan NO3- dan NO3- menggantikan
Cl-). Reaksi kimia yang termasuk dalam reaksi metatesis
yaitu:
1.
Reaksi kompleksometri
Reaksi
kompleksometri adalah reaksi ion logam, yaitu kation dengan anion atau molekul
netral. Terdiri dari atom pusat dan sejumlah ligan yang terikat pada atom
pusat. Satu ion atau molekul kompleks terdiri dari atom pusat yang ditandai
dengan bilangan koordinasi, yakni suatu angka bulat yang menunjukan jumlah
ligan (monodentat) yang membentuk kompleks stabil dengan satu atan (ion) pusat.
Ligan dalam kompleks dapat berupa anion atau molekul netral yang mengandung
sebuah atom lebih sepasang elektron yang dapat diberikan pada ion logam.
2.
Reaksi
pengendapan adalah reaksi antara zat-zat atau ion logam yang sukar larut dalam
air, sehingga terbentuklah endapan. Pembentukan endapan menunjukan perubahan
sifat kelarutan yang bila terjadi reaksi antara zat berbeda, maka zat tersebut
tidak seluruhnya larut. Sehingga terbentuklah endapan pada hasil reaksinya.
Contohnya pada reaksi antara AgNO3 dengan NaCl menyebabkan semua ion
pemisah tidak dihilangkan.
Endapan hasil reaksi disebut juga presipitat.
2.2.3. Reaksi netralisasi
Reaksi
netralisasi atau reaksi penetralan larutan asam kuat dan larutan basa kuat yang
dicampurkan dan menghasilkan produk reaksi berupa garam dalam air. Reaksi yang
penting dalam reaksi ini adalah reaksi asam dan basa yang apabila direaksikan
dalam perbandingan tertentu selalu membentuk uap air. Perubahan sifat ini
menunjukan bahwa pada percampuran larutan asam dengan larutan basa, terjadi
suatu reaksi yang mengasilkan garam dan air. Misalnya :
2.2.4. Reaksi reduksi – oksidasi atau yang sering
kita kenal dengan reaksi redoks. Reduksi adalah penerimaan elektron oleh suatu
atom atau ion, sedangkan oksidasi adalah pelepasan elektron dari suatu atom
atau ion. Dalam sistem kimia terdapat pasangan elektron bebas dan pasangan
elektron ikatan, yang memungkinkan terjadi proses serah terima elektron.
Misalanya seperti :
Dua
istilah yang sering digunakan dalam menerangkan reaksi redoks adalah senyawa
pengoksidasi dan senyawa pereduksi. Senyawa pengoksidasi (oxydizing agent) adalah zat yang mengambil elektron dari zat yang
dioksidasi, dengan cara itu menyebabkan terjadinya oksidasi. Hal ini yang
dilakukan oleh O2 dalam reaksi antara Mg dan O2, O2 mengambil
elektron dari Mg dan menyebabkan Mg dioksidasi. Jadi, O2 adalah
senyawa pengoksidasi. Senyawa pereduksi adalah zat yang memberi elektron kepada
suatu zat lainnya yang direduksi, dengan cara itu menyebabkan terjadinya
reduksi. Hal ini yang dilakukan oleh Mg ketika bereaksi dengan O2. Mg
memberi elektron kepada O2 dan
menyebabkan O2 direduksi.
III ALAT, BAHAN, DAN METODE PERCOBAAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Alat yang
Digunakan, (2) Bahan yang Digunakan, dan (3) Metode Percobaan.
3.1.
Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah
tabung reaksi, penjepit tabung, rak tabung reaksi, pipet pangjang, pipet
pendek, bunsen, kertas lakmus, neraca triple
beam, dan pipa U.
3.2.
Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan dalam percobaan reaksi kimia adalah, NaOH 0,05 M, CH3COOH 0.05 M, NaOH 2
M, HCl 1 M, K2CrO4 0,1 M, K2CrO7, Al2(SO4)3
0,1 M; NH4OH 1 NaOH 1 M, M; ZnSO4 0,1 M; (NH4)2SO4;
Pb(NO3)2 0,1 M, NaCl 0,5 M; AgNO3 0,1 M; BaCl20,1
M, CaCO3; Ba(OH)2; H2C2O4 0,1
M, H2SO4 2 M; KMnO4 0,05 M, Fe2+
0,1 M, H2CO4 2 M; Fe 3+, KSCN 0,1 M, Na3PO4,
Phenolphthalein dan metilmerah.
3.3. Metode percobaan
Metode yang digunakan untuk percobaan ini adalah sebagai berikut:
3.3.1
Ke dalam 2 tabung reaksi masukkan
masing-masing tepat 1 ml larutan NaOH 0,05 M dan kedalam dua tabung reaksi yang
lain 1 ml larutan CH3COOH 0,05 M. Masing-masing tambahkan 1 tetes
indikator Phenolphthalein (PP).
3.3.2. Ke dalam 4 tabung reaksi lain
dilakukan hal yang seperti no.1 tetapi dengan menambahkan indikator metil merah.
3.3.3. Campurkan kedua asam dan basa
pada nomor 1 dan 2. amati perubahan warna yang terjadi!.
3.3.4. Ke dalam 2 tabung reaksi masing-masing
dimasukkan 1 ml larutan kalium khromat (K2CrO4 0,1 M).
3.3.5. Ke dalam 2 tabung reaksi masing-masing
dimasukkan 1 ml larutan K2CrO7. Lakukan seperti nomor 4. Bandingkan antar larutan pda nomor 4
dan 5.
3.3.6. Ke dalam tabung reaksi masukkan 1 ml larutan Al2(SO4)3
0,1 M kedalam tabung reaksi. Kemudian
tambahkan 5 tetes larutan NaOH 1 M,tambahkan lagi tetes demi tetes NH4OH
1M dan amati.
3.3.7. Ke dalam tabung reaksi masukkan 1 ml larutan ZnSO4 0,1 M kedalam tabung
reaksi. Kemudian tambahkan 5 tetes
larutan NaOH 1 M,tambahkan lagi tetes demi tetes NH4OH 1M dan amati.
3.3.8. Ke dalam tabung reaksi yang bersaluran, masukkan 4 ml larutan (NH4)2SO4.
Tambahkan larutan NaOH dan segera
pasang penyalur gas. Gas yang
terbentuk dikenakan pada kertas lakmus yang telah dibasahi dengan air.
3.3.9. Campurkan 1 ml larutan Pb(NO3)2
0,1 M dengan 1 ml larutan NaCl 0,1M. Amati apa yang terjadi! kemudian
panaskan campuran tersebut sambil dikocok dan catat pengamatan campuran
didinginkan sambil diamati.
3.3.10. Ke dalam 1 ml larutan NaCl 0,5 M ditambahkan 10 tetes larutan AgNO3 0,1 M diamati perubahan yang terjadi.
3.3.11. Ke dalam 1 ml
larutan BaCl2 0,1 M tambahkan larutan K2CrO4 0,1
M sebanyak 1 ml. Amati perubahannya.
3.3.12. Ke dalam 1 ml
larutan BaCl2 0,1 M tambahkan larutan K2CrO4 0,1
M sebanyak 1 ml. Amati perubahan yang terjadi! Zat pada nomor 12 dan 13 jangan
segera dibuang,karena akan dibandingkan dengan nomor 14.
3.3.13. Ke dalam 1 ml
larutan BaCl2 0,1 M. Tambahkan 1
ml HCl 1 Mdan 1 ml larutan K2CrO4 0,1 M. Bandingkan dengan nomor 12 dan 13.
3.3.14. Masukkan kurang lebih 1 gram serbuk CaCO3 kedalam
tabung reaksi yang bersaluran. TambahkanHCl. Gas yang
terjadi dialirkan kedalam tabung lain yang berisi larutan Ba(OH)2. Amati perubahan yang terjadi.
3.3.15. Ke dalam tabung reaksi dicampurkan 1 ml air khlor dari kaporit.Amati warna dari larutan tersebut. Kemudian ditambahkan 1 ml larutan KI 0,005 M dan
1 ml CHCl3 atau CCI4. Kocok dan Amati warna kedua lapisan dari larutan tersebut.
3.3.16. Ke dalam tabung
reaksi masukkan 1 ml H2C2O4 (asam oksalat) 0,1
M dan 2 tetes H2SO4 2 M, dipanaskan kemudian teteskan larutan
KMnO4 0,05 M (tetes demi tetes) sambil dikocok,teteskan terus
larutan KMnO4 sampai warnanya tidak hilang lagi.
3.3.17. Ke dalam tabung
reaksi masukkan 1 ml larutan campuran besi (II)/ Fe2+ 0,1 M dan 2
tetes H2C2O4 2 M, teteskan larutan KMnO4 0,05
M sambil dikocok. Bandingkan
kecepatan laju hilangnya warna KMnO4 0,05 M pada nomor 17 dan 18.
3.3.18. Tambahkan sedikit demi sedikit larutan NaOH 1 M kedalam 1
ml larutan CuSO4 0,05 M, tambahkan lagi NaOH sampai berlebih.Amati
perubahan yang terjadi.
3.3.19. Ulangi pekerjaan nomor 19 tetapi gantilah larutan NaOH dengan larutan NH4OH 1 M.Bandingkan dengan hasil
reaksi nomor 19.
3.3.20. Campurkan 2 ml larutan
besi(III) / Fe3+ 0,1 M dengan
2 ml larutan KSCN 0,1 M.Bagilah menjadi dua bagian kedalam 2 tabung reaksi. Tambahkan Na3PO4 kedalam satu tabung,sementara tabung
yang lain digunakan sebagai pembanding.Bandingkan warna kedua larutan tersebut.
IV HASIL PENGAMATAN
Bab ini menguraikan mengenai: (1) Hasil pengamatan
dan (2) Pembahasan.
4.1. Hasil pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan
Reaksi Kimia
No.
|
Reaksi
|
Hasil
|
1.
|
1 ml NaOH + 1 tetes PP
1ml naOH 0,05M + 1 tetes PP
1ml HCl 1M + 1 tetes PP
|
Ungu
Kuning
Bening
Ungu
|
2.
|
1ml CH3COOH 0,05M + 1 tetes PP
1ml CH3COOH 0,05M + 1tetes MM
|
Bening
Merah
muda
|
3.
|
NaOH (pp) + CH3COOH (pp)
NaOH (pp) +HCl(mm)
|
Bening
Kuning
|
4.
|
1ml K2CrO4 + 1 ml HCl 1M
1ml K2CrO4 + 1ml NaOH
0,05M
|
Orange
Kuning
|
5.
|
1ml K2CrO7 0,1m+1ml HCl
1ml K2CrO7 0,1M +1ml NaOH
0,05
|
Orange
Kuning
|
6.
|
1ml Al2(SO4)3 +
5 tetes NaOH 1 ml
|
Bening
dan mengendap
|
7.
|
1ml Al2(SO4)3
0.1M + 5 tetes NaOH
1 M+tetes
NH4OH
|
Bening dan mengendap
|
8.
|
ZnSO4 0,1 + 5 tetes NaOH 1M+ tetes NH4OH
|
Keruh dan mengendap
|
9.
|
(NH4)2 SO4+
NaOH
|
Lakmus merah jadi biru
|
10.
|
Pb(NO3)2 + NaCl
|
Awalnya keruh dan terdapat endapan, setelah dipanaskan
terbentuk gelembung gas dan larutan jadi bening.
|
11.
|
NaCl + 10 tetes AgNO3
|
Putih keruh dan mengendap
|
12.
|
BaCl2 +K2CrO4 0.1M
|
Kuning dan mengendap (putih)
|
13.
|
BaCl2 +K2CrO7 0.1M
|
Orange dan mengendap (kuning)
|
14.
|
BaCl2 +HCl 0.1M +K2CrO4 0.1M
|
Orange
|
15.
|
CaCO3 + HCl+Ba(OH)2
|
Terdapat gelembung
|
16.
|
1ml H2C2O4 + 2tetes H2SO4 +
KMnO4
|
Awalnya ungu, setelah dipanaskan jadi bening
dengan endapan berwarna coklat.
|
17.
|
Fe 3+ + H2SO4 +
KmnO4
|
Warna awal ungu, setelah dipanaskan jadi coklat
dengan endapan berwarna coklat.
|
18.
|
CuSO4+ NaOH 1ml
|
Warna awal biru tua, berubah jadi hijau lumut
|
19.
|
CuSO4+ NH4OH+ NH4OH
berlebih
|
Warna awal biru muda, berubah jadi biru tua
terdapat endapan putih
|
20.
|
2ml Fe + 2 ml KSCN 0,1M
2ml Fe + 2 ml KSCN 0,1M + Na3PO4
|
Merah gelap
Merah gelap dan lebih pekat
|
(Sumber : meja 5 dan 9, kelompok C, 2011 )
4.2.
Pembahasan
Percobaan
reaksi kimia yang telah dilakukan masih banyak kesalahan. Hasil yang didapat
praktikan berbeda dengan hasil reaksi yang benar. Kesalahan tersebut dipengaruhi
oleh faktor diantaranya kurangnya ketelitian praktikan saat menggunakan pipet.
Pipet yang telah dipakai untuk mengambil zat sebelumnya tidak dibersihkan
terlebih dahulu saat akan mengambil zat yang lain. Sehingga zat sebelumnya
tercampur dengan zat lain dan mempengaruhi hasil akhir reaksi kimia tersebut.
Bila terjadi perbedaan baik itu perubahan warna, endapan dan tidak adanya
endapan, hal itu bisa terjadi karena faktor lingkungan. Faktor lingkungan
seperti, tinggi rendahnya suhu ruangan yang mempengaruhi proses kelarutan,
takaran yang tidak sesuai, ataupun botol larutan yang tidak ditutup kembali.
Contohnya pada nomor 11, seharusnya larutan tidak mengendap. Kesalahan ini
diakibatkan larutan yang didiamkan terlalu lama. Pada nomor 16 seharusnya larutan
mengendap dan berwarna coklat. Kesalahan ini diakibatkan karena penetesan KMnO4 yang terlalu sedikit. Pada nomor 19
seharusnya endapan berwarna putih, kesalahannya diakibatkan karena larutan
tersebut kurang lama didiamkan jadi warna endapan tidak bercampur dengan warna
larutan yang berwarna biru dan pipet yang digunakan tidak di bersihkan terlebih
dahulu.
Beberapa
dari percobaan reaksi kimia diatas dapat digolongkan menjadi beberapa jenis
reaksi, yaitu reaksi penetralan terdapat pada nomor 1,2,3, dan 9. Reaksi
kompleksometri terdapat pada nomor 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, dan 13. Reaksi
pertukaran ganda terdapat pada nomor 4, 5, 6, dan 7. Reaksi redoks terdapat
pada nomor 10, 11, 12, 15, 16, 18, dan 19. Reaksi pengendapan terdapat pada
nomor 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, dan 19. Reaksi pembentukan
gas terdapat pada nomor 10 dan 15.
Percobaan
reaksi kimia yang telah dilakukan terdapat kesamaan antara larutan nomor 2 dan
nomor 3, yaitu kesamaan perubahan warna untuk reaksi antara 1ml CH3COOH
0,05M + 1 tetes PP dengan NaOH (pp) + CH3COOH (pp) yang menghasilkan
warna bening. Sementara pada larutan nomor 12, 13, dan 14 terdapat perbedaan
warna antara reaksi BaCl2 +K2CrO4 0.1M, BaCl2 +K2CrO7 0.1M, dan BaCl2 +HCl 0.1M +K2CrO4 0.1M, yang secara berturut-turut
menghasilkan warna Kuning dan mengendap (putih), Orange dan mengendap (kuning),
dan Orange.
Umumnya
reaksi kimia dapat digolongkan ke dalam 4 golongan yaitu, reaksi sintesis,
metatesis, penetralan atau reaksi asam-basa, dan reaksi penggabungan dan reaksi
penguraian. Reaksi yang termasuk reaksi metatesis yaitu, reaksi kompleksometri
dan pengendapan. Reaksi penetralan adalah reaksi penetralan larutan asam kuat
dan basa kuat yang dicampurkan dan menghasilkan produk reaksi berupa garam
dalam air. Reaksi kompleksometri adalah reaksi ion logam, yaitu kation dengan
anion atau molekul netral yang terdiri dari atom pusat dan sejumlah ligan.
Reaksi pertukaran ganda adalah. Reaksi reaksi redoks adalah reaksi pengikatan
dan pelepasan elektron serta penurunan dan penaikan bilangan oksidasi. Reaksi
pengendapan adalah reaksi antara zat ion logam yang sukar larut dalam air,
sehingga terbentuklah endapan. Untuk mengetahui apakah suatu reaksi terbentuk
endapan atau tidak, harus diketahui kelarutan zat yang terjadi. Sebagai contoh
beberapa zat yang sukar larut dalam air, yaitu I+, Mg2+,
Fe2+, dan Cl-. Reaksi pembentukan gas adalah reaksi yang
produk akhirnya berupa gas atau gelembung gas.
Reaksi
kimia aplikasinya di bidang pangan yaitu membantu pengembangan proses
pengolahan pangan dengan proses bioteknologi, dalam proses pembuatan tape dan
alkohol, juga penelitian dalam proses fermentasi pembuatan yoghurt.
V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas mengenai :
(1) Kesimpulan dan (2) Saran.
5.1. Kesimpulan
Percobaan reaksi kimia yang telah
dilakukan dapat di simpulkan bahwa dari mereaksikan suatu zat dengan zat lain
diperoleh perubahan larutan awal ke larutan akhir. Seperti pada larutan nomo 1
yaitu berupa larutan berwarna ungu, kuning, bening dan ungu, pada larutan nomor
2 yaitu berupa larutan berwarna bening dan merah muda, pada larutan nomor 3
yaitu warna bening dan kuning, pada larutan nomor 4 yaituorange dan kuning.
Pada nomor 5 yaitu berupa larutan berwarna orange dan kuning, pada nomor 6
yaitu bening, pada nomor 7 yaitu menghasilkan endapan berwarna bening, nomor
8 yaitu keruh dan mengendap, nomor 9 yaitu mengubah lakmus merah jadi biru. Pada
nomor 10 terbentuk endapan, nomor 11 berwarna keruh, nomor 12 yaitu berwarna
kuning dan mengendap. Pada nomor 13, warnanya orange dan endapan kuning, nomor
14 yaitu orange, nomor 15 terdapat gelembung, nomor 16 bening dan terdapat
endapan coklat. Pada nomor 17 ungu, menjadi coklat dan terdapat endapan coklat.
Pada nomor 18 warnanya hijau lumut, nomo 19 berwarna biru tua dan ada endapan
putih, pada nomor 20 merah gelap, pekat dan tidak pekat. Selain itu, praktikan
dapat mengetahui dari jenis-jenis reaksi kimia dari hasil percobaan tersebut
beserta perubahan sifar fisika reaksi kimia tersebut.
5.2.
Saran
Saran untuk percobaan ini sebaiknya praktikan lebih berhati-hati dalam
mencampurkan zat-zat yang akan direaksikan, serta memperhatikan kebersihan dan
kerapihan dari semua alat ataupun bahan-bahannya, agar hasil reaksi tidak
mengalami perbedaan dengan hasil reaksi yang benar.
Disarankan
untuk praktikan membersihkan terlebih dahulu semua alat-alat yang akan dipakai
dalam percobaan ini sebelum praktikum. Agar tidak terjadi kontaminasi pada zat
yang akan direaksikan. Serta praktikan selalu menutup dan merapihkan kembali
zat-zat yang ada di laboratorium agar tidak menguap.
DAFTAR
PUSTAKA
Brady, J. E. 1998. Kimia Universitas Asas dan
Struktur. Bina Usaha. Jakarta.
Sutrisno, E. T. dan I.S.
Nurminabari. 2011. Penuntun Praktikum
Kimia Dasar. jurusan Teknologi Pangan UNPAS. Bandung
Tupamahu dan Achmad. H. 1992. Stoikiometri
Energetika Kimia. ITB. Bandung
Tupamahu dan Achmad. H. 1988. Elektrokimia
dan Kinematika Kimia. ITB. Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
haik..minnasan...dozo... silakan memberikan saran dan kritik yang membangun...pake bahasa yang sopan ya...
arigatou minnasan...